Makanan sehat dan bernutrisi tinggi memiliki peran krusial pada menjaga imunitas tubuh permanen bugar. rakyat harus meningkatkan gaya hayati yang lebih sehat buat mengatasi komplikasi pasca COVID-19. Salah satunya merupakan dengan mengonsumsi pangan fungsional yang dapat menaikkan kekebalan tubuh. Pangan fungsional mengacu di pangan yg komponen bahannya memberikan dampak positif di kesehatan tubuh atau mengurangi risiko terkena penyakit, disamping menyampaikan nutrisi bagi tubuh.
model pangan fungsional yg simpel didapat, murah, dan bisa menaikkan kekebalan di beberapa penyakit mirip kardiovaskular, pernafasan, dan diabetes – artinya tomat, minyak ikan, bawang putih, jahe, kuyit, labu, dan sebagainya. Bahan pangan tersebut mempunyai komponen senyawa aktif alami mirip karotenoid, kurkumin, kuersitin, ketekin, gingerol, dan lainnya yang mempunyai afinitas ikatan yg signifikan terhadap sasaran primer pada berbagai penyakit,tetapi pandemi kartu toto COVID-19 sudah menyampaikan dampak signifikan di pada rantai pasok dan keamanan pangan. sesuai Food and Agriculture Organization (FAO), jumlah orang yg mengalami ketidakamanan pangan secara dunia bertambah hingga 148 juta orang menjadi 928 juta sepanjang tahun 2020, atau mewakili 12 % asal populasi dunia. Teknologi pangan yang bisa mengklaim pasokan pangan fungsional.
Aspek “Ding an sich” (harafiah) asal pangan – mencakup kualitas bahan baku, nutrisi, gizi, senyawa fungsional, hingga teknologi pemrosesan pangan – tidak terlepas asal aspek psikologis. Kuliner yang disajikan di hadapan kita membawa memori atau ingatan akan sesuatu yang sangat bertenaga. Bahkan, pangan memiliki aspek religius yaitu dikaitkan dengan ingatan akan persekutuan menggunakan oleh khalik. Teknologi visualisasi pangan menjadi tren yang bisa memengaruhi sikap makan sehat.
Selama pandemi COVID-19, konsep bekerja asal tempat tinggal (WFH) membarui dapur sebagai ruang kreatif, mendorong juru masak rumahan buat meningkatkan keterampilan, menggunakan dipandu oleh fotografer profesional melalui tayangan online. masyarakat beralih berasal aktivitas makan sosial mereka ke ruang digital. Berkembangnya teknologi fotografi digital serta pencahayaan bidang fotografi pangan atau food photography telah mengambil hati rakyat luas, sampai keluarnya kata “pornografi pangan” (food porn) pada akhir tahun 1970-an. banyak sekali gambar hasil teknik fotografi tewas atau still life photography kuliner yang menggugah selera bertebaran telah menunjukan dapat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap pangan sehat.
Selain digunakan untuk mempengaruhi perilaku makan, fotografi pangan sudah dikembangkan buat menilai asupan makanan. menggunakan mengambil foto berasal makanan yg kita akan santap, kita bisa mengestimasi jumlah kalori serta nutrisi gizi yang akan dikonsumsi.